Motivasi seperti yang telah disebutkan diatas akan mempengaruhi,
mengarahkan, dan berkomunikasi dengan bawahannya yang selanjutnya
akan menentukan efektivitas manajer. Ada dua factor
yang mempengaruhi
tingkat prestasi seseorang, yaitu kemampuan individu dan pemahaman
tentang perilaku untuk mencapai prestasi yang maksimal, disebut presepsi
peranan. Dimana diantara motivasi, kemampuan dan presepsi peranan
merupakan satu kesatun yang saling berinteraksi.
Motivasi dapat juga disebut dengan istilah kebutuhan, desakan, keinginan,
atau dorongan,
yang semuanya ini mempunyai pengertian yang sama yaitu
sebagai suatu keadaan yang ada pada diri seseorang yang mendorong untuk
melakukan suatu kegiatan guna mencapai keinginan atau tujuan. Dorongan
ini biasanya diwujudkan dalam bentuk perilaku.
Pandangan motivasi dalam organisasi ini dapat dilihat dari tiga jenis teori
motivasi yang ada, yaitu model tradisional,
model hubungan, manusiawi dan
model sumber daya manusiawi.
· Model Tradisional
Tidak lepas dari teori manajemen ilmiah yang dikemukakan oleh
Fredrich Winslow
Taylor. Model ini mengisyaratkan bagaimana
manajer menentukan pekerjaan-pekerjaan yang harus dilakukan
dengan system pengupahan insentif untuk memacu para pekerja
agar memberikan produktivitas tinggi.
Teori produktivitas memandang bahwa tenaga kerja pada
umumnya malas, dan hanya dapat dimotivadi dengan
memberikan penghargaan dalam ujud materi. Pendekatan ini
cukup efektif dalam banyak situasi sejalan dengan peningkatan
efisiensi. Disini pemutusan hubungan kerja sudah merupakan
suatu kebiasaan dan para pekerja akan mencari jaminan daripada
hanya kenaikan upah kecil dan sementara.
· Model Hubungan Manusiawi
Elton
Mayo dan para peneliti hubungan manusiawi lainnya
menemukan bahwa kontak-kontak social karyawan pada
pekerjaannya adalah penting, kebosanan dan tugas yang rutin
merupakan pengurang dari motivasi. Untuk itu, para karyawan
perlu dimotivasi melalui pemenuhan kebutuhan-kebutuhan social
dan membuat mereka berguna dan penting dalam organisasi.
Para karyawan diberikan kebebasan membuat keputusan
sendiri dalam pekerjaannya, untuk para pekerja indormal perlu
mendapat perhatian yang lebih besar. Lebih banyak informasi
disediakan untuk karyawab tentang perhatian manajer dan
operasi organisasi.
· Model Sumber Daya Manusia
McGregor,
Maslow, Argyris dan Likert mengkritik model
hubungan manusiawi bahwa seorang bawahan tidak hanya
dimotivasi dengan memberikan uang atau keinginan untuk
mencapai kepuasan, tapi juga kebutuhan untuk berprestasi dan
memperolah pekerjaan yang berarti, dalam arti lebih menyukai
pemenuhan kepuasan dari suatu prestasi kerja yang baik, diberi
tanggung jawab yang lebih besar, untuk pembuatan keputusan
dan pelaksanaan tugas.
Seberapa kuat motivasi yang dimiliki individu akan banyak
menentukan terhadap kualitas perilaku yang ditampilkannya, baik dalam
konteks belajar, bekerja maupun dalam kehidupan lainnya.. Kajian tentang
motivasi telah sejak lama memiliki daya tarik tersendiri bagi kalangan
pendidik, manajer, dan peneliti, terutama dikaitkan dengan kepentingan
upaya pencapaian kinerja (prestasi) seseorang. Dalam konteks studi
psikologi, Abin Syamsuddin Makmun (2003) mengemukakan bahwa untuk
memahami motivasi individu dapat dilihat dari beberapa indikator,
diantaranya:
(1) durasi kegiatan;
(2) frekuensi kegiatan; (3) persistensi pada kegiatan;
(4)
ketabahan, keuletan dan kemampuan dalam mengahadapi rintangan dan
kesulitan;
(5) devosi dan pengorbanan untuk mencapai tujuan;
(6) tingkat
aspirasi yang hendak dicapai dengan kegiatan yang dilakukan;
(7) tingkat
kualifikasi prestasi atau produk (out
put) yang dicapai dari kegiatan yang
dilakukan;
(8) arah sikap terhadap sasaran kegiatan.
Untuk memahami tentang
motivasi, kita akan bertemu dengan beberapa teori tentang motivasi, antara
lain
: (1) teori Abraham H. Maslow (Teori Kebutuhan);
(2) Teori McClelland
Sumber
: https://opanksk.blogspot.co.id/2017/01/pandangan-motivasi-dalam-organisasi.html
0 komentar:
Posting Komentar